Doakepada St. Mikael. Santo Mikael, Malaikat Agung, belalah kami pada hari pertempuran; jadilah pelindung kami melawan kejahatan dan jebakan si jahat. Dengan rendah hati kami mohon, kiranya Allah menghardiknya, dan semoga engkau, ohpanglima pasukan surgawai, dengan kuasa Allah, campakkanlah ke dalam neraka setan dan semua roh jahat lain
ParokiSanto Petrus, Medan Timur adalah paroki di bawah Keuskupan Agung Medan terletak di Medan, Sumatra Utara.. Sejarah. Paroki ini berdiri sejak 7 Agustus 1988, sebelumnya merupakan bagian dari Paroki Katedral Medan.Paroki ini terdiri dari 5 gereja dan 5 wilayah gereja. gereja yang meliputi gereja Santo Petrus, gereja Santo Mikael, gereja Santo Rafael, dan gereja Santo Gabriel.
DalamKonsili Roma pada tahun 745 di bawah pemerintahan Paus Santo Zakharia ( Pope Saint Zachary), Gereja Katolik secara resmi hanya mengakui nama tiga dari tujuh Malaikat: St. Michael, St. Gabriel, dan St. Raphael. Alasan Gereja Katolik mengakui hanya tiga Malaikat Agung adalah karena ketiga Malaikat yang disebutkan dalam Kitab Suci.
Tolongbantu kami dengan Menyaksikan semua video yang ada di channel ini dan jangan lupa untuk Like, Subscribe, Share, dan tinggalkan komen positif Anda 😊 Dalam rangka penggalangan dana untuk
WaktuPeribadatan Gereja Santo Mikael. Gereja yang mempunyai lokasi di Jalan Raya Bintara Nomor 38, Kranji Bekasi ini merupakan gereja yang menyelenggarakan misa pada hari Senin pukul 18.00 dan Selasa pukul 06.00 untuk misa hariannya. Sedangkan untuk misa Sabtu sore, gereja ini memiliki jadwal jam 17.30WIB. selain itu, jadwal misa hari Minggu
uVgUfTE. Gereja Santo Mikael Kabupaten Lahat tidak hanya memiliki banyak destinasi wisata alam, seperti ratusan air terjun, ribuan megalitik, dan icon gunung jempolnya, tapi juga memiliki destinasi wisata religi, karena Kabupaten Lahat merupakan satu-satunya di Sumatera Selatan berdiri kokoh dua gereja tertua. Gereja yang berada di Desa Pajar Bulan dan Pagar Jati, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi ini, dalam catatan sejarahnya dibangun pada tahun 1932, dan hingga saat ini belum mengalami banyak perubahan dari bangunan aslinya. “Sejarahnya Tanjung Sakti ini rencananya mau dijadikan pusat Pemerintahan Belanda. Tahun 1900 saja, penganut Katolik disini sudah 500 orang, sedangkan Palembang hanya 80 orang, itupun merupakan orang Eropa. Bahkan, di Wilayah Manna, berbatasan langsung dengan Tanjung Sakti, sudah ada Injil diterjemahan dalam bahasa daerah. Saat Jepang masuk terjadilah pembantaian disini,” jelas Fastor Titus, di Gereja Santo Mikael, Desa Pajar Bulan, saat berbincang dengan awak media. Menariknya, sebagian besar Pastor di gereja yang berada didekat perbatasan Sumatera Selatan – Bengkulu ini sengaja didatangkan dari Belanda. Pastor terakhir dari Belanda Van Kampen, yang meninggal dunia di Tanjung Sakti dan dimakamkan tidak jauh dari Gereja Santo Mikail. Sedangkan wilayah penyebaran Katolik dimulai dari Padang Sumatera Barat, dilanjutkan ke Wilayah Bengkulu, kemudian ke Tanjung Sakti Kabupaten Lahat. “Rencananya Tanjung Sakti ini mau pusat, karena waktu itu perkembangan begitu pesat disini. Kalau sekarang jumlah jemaat kita sekitar 400 orang lagi, itu pun sudah menyebar di Tanjung Sakti Pumi dan Pumu,” ujarnya. Berbagai peninggalan zaman penjajahan, seperti piano, buku dan makam-makam tua masih terawat dengan baik. Disisi lain, Titus mengaku, toleransi antar umat di Wilayah Tanjung Sakti sangat tinggi. Hal ini telah terjadi sejak zaman penjajahan sampai saat ini. “Berbagai pertimbangan menjadikan Tanjung Sakti sebagai pusat, sangat banyak, disini toleransi sangat tinggi. Ada Katolik yang ninggal, umat muslim pasti datang begitu juga sebaliknya,” beber Titus. Source
gereja katolik santo mikael